
Penulis/Ilustrasi : Muhammad Farhan Maulana (Tenaga Ahli Peliputan)
Sumber : NFA RI
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Pemerintah RI kembali menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat kecil. Sebagai bentuk nyata kehadiran negara dalam mendorong daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas pangan, program bantuan pangan beras resmi kembali digulirkan pada bulan Juli 2025 ini.
Melalui penugasan dari Badan Pangan Nasional (NFA), Perum Bulog bersama Pemerintah Daerah mulai menyalurkan paket beras seberat 20 kilogram kepada masing-masing Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa program ini sebagai prioritas nasional yang akan dikebut dalam waktu 1 bulan ke depan. Hal ini disampaikan Kepala NFA di Jakarta pada hari Senin, 14 Juli 2025.
“Alhamdulillah, program bantuan pangan beras telah mulai salur sejak hari ini. Ini menjadi prioritas kami di Badan Pangan Nasional bersama Bulog. Pemerintah berupaya melakukan akselerasi program baik ini, karena kita membicarakan saudara-saudara kita yang paling membutuhkan,” ujarnya.
Pada hari pertama penyaluran, sedikitnya 1.267 PBP telah menerima bantuan beras dengan total 25,3 ton. Penyaluran berlangsung di berbagai wilayah mulai dari Kalimantan Tengah (Kota Palangkaraya, Barito Selatan), Maluku (Tanimbar, Ambon, Tual), Maluku Utara (Ternate), hingga Jawa Tengah (Karanganyar) dan Sumatera Selatan (Palembang).
Program ini merupakan kelanjutan dari kebijakan prorakyat Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. “Sesuai arahan, bantuan pangan beras kembali disalurkan tahun ini kepada 18,27 juta keluarga di seluruh Indonesia. Kami terus memastikan agar penerima bantuan lebih tepat sasaran,” jelasnya.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa pada tahun ini, data penerima menggunakan basis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). “Hal ini mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025. Penyaluran difokuskan kepada masyarakat dalam desil 1 hingga 7, atau kelompok ekonomi paling rentan,” tuturnya.
Melalui surat penugasan Nomor 170/TS.03.03/K/7/2025 tetang pelaksanaan bantuan pangan beras, Perum Bulog ditargetkan menyalurkan bantuan selama 2 bulan, Juni dan Juli 2025 dengan alokasi 10 kg per bulan per keluarga, atau 20 kg secara “one shoot.”
Program bantuan pangan ini terbukti efektif sebagai instrumen pengendali inflasi beras. Di 2023, saat inflasi beras mencapai 5,61% pada September, program ini mampu menekan inflasi menjadi hanya 0,48% pada Desember.
Hal serupa terjadi di 2024, ketika inflasi beras melonjak hingga 5,32% pada bulan Februari. Program ini berhasil mengendalikannya ke level 0,1% saja di akhir tahun setelah bantuan diperpanjang menjadi 9 bulan.
Tahun ini, inflasi beras yang semula hanya 0,36% di Januari 2025 naik menjadi 1% pada Juni. Maka Pemerintah menilai perlu dilakukan percepatan penyaluran bantuan sebagai respons cepat untuk menahan lonjakan harga, seiring dengan langkah stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
#bantuanpangan2025 #berasuntukrakyat #inflasiterkendali #nfa #bulog #ketahananpangan #kebijakanprorakyat #indonesiapeduli