
Penulis : Muhammad Farhan Maulana (tenaga Ahli Peliputan)
Foto : Istimewa
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Menteri Kominikasi dan Digital Indonesia Meutya Hafid menghadiri Pertemuan Menteri Digital Asean (ADGMIN) ke-5 di Bangkok Thailand. Pertemuan yang berlangsung mulai tanggal 15 hungga 17 Januari tersebut menghasilkan Deklarasi Bangkok yang mencerminkan komitmen kolektif negara-negara ASEAN untuk membangun kawasan digital yang aman, inovatif, dan inklusif. Deklarasi tersebut mencakup langkah strategis seperti penguatan kerja sama regional untuk melawan penipuan daring, pengembangan tata kelola kecerdasan buatan (AI) yang tepercaya, serta peningkatan akses internet berkualitas di seluruh kawasan. Deklarasi Bangkok menjadi landasan strategis bagi masa depan digital dan memperkuat kerja sama antarnegara di kawasan ASEAN.
Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Meutya Hafid, menyampaikan dukungan atas Deklarasi Bangkok tersebut. “Kolaborasi regional adalah kunci keberhasilan transformasi digital ASEAN.
Indonesia mendukung penuh langkah-langkah dalam Deklarasi Digital Bangkok yang sejalan dengan visi kita untuk memperkuat inklusi digital dan mendorong inovasi teknologi. Transformasi digital harus dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat, termasuk yang berada di wilayah terpencil,” ujarnya.
Sebagai salah satu perekonomian digital terbesar di ASEAN, Indonesia terus berperan aktif dalam mendorong transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam forum tersebut Indonesia memperkenalkan Indonesia Digital Vision (IDV), sebuah inisiatif untuk memperluas konektivitas, meningkatkan literasi digital, dan mengembangkan talenta teknologi. “Inisiatif ini mendukung visi ASEAN Digital Masterplan 2025 serta memperkuat peran ASEAN sebagai pusat ekonomi digital global yang diproyeksikan bernilai triliunan dolar pada 2030,” ungkapnya.
Dalam event tersebut Menteri Komdigi RI Meutya Hafid melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pengembangan Digital dan Informasi Singapura Josephine Teo untuk membahas kebijakan perlindungan anak dari resiko konten digital yang berbahaya di dunia digital.