Penulis: Sephia Caesaria Attara (Tenaga Ahli Peliputan)
Sumber: Kementerian PU
Editor: Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR RI) Dody Hanggodo menegaskan urgensi pembangunan infrastruktur sumber daya air sebagai upaya strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Penegasan ini disampaikan dalam webinar “Air untuk Negeri” yang digelar secara daring pada Senin, 16 Juni 2025. Webinar tersebut diikuti sejumlah pejabat tinggi seperti Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq dan Dirjen Sumber Daya Air Lilik Retno Cahyadiningsih.
Menteri PU RI Dody Hanggodo menyampaikan bahwa air merupakan fondasi utama dalam mendukung swasembada pangan. Ditekankan bahwa pembangunan infrastruktur air harus disiapkan secara matang untuk menjawab tantangan urbanisasi serta perubahan iklim. “Infrastruktur sumber daya air yang kokoh adalah kunci menghadapi masa depan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian air dan lingkungan. “Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia menjaga air sebagai warisan yang harus dijaga dan dikelola secara bersama,” ungkapnya.
Sedangkan Dirjen SDA Lilik Retno menjelaskan bahwa pengelolaan air menjadi kunci dalam mencapai kedaulatan pangan. “Dalam konteks pembangunan, air adalah tulang punggung swasembada pangan. Maka pengelolaan air harus menjadi prioritas nasional,” tegasnya. Disampaikan tantangan besar seperti ketimpangan distribusi air, dampak perubahan iklim, hingga konflik antarsektor dalam pemanfaatannya.
Presiden RI Prabowo Subianto telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan, rehabilitasi, serta pemeliharaan jaringan irigasi untuk mendukung ketahanan pangan. Saat ini, Kementerian PUPR RI tengah mengoptimalkan 665.485 hektare lahan pertanian di 14 provinsi sebagai langkah awal penguatan irigasi nasional.
Dirjen SDA Lilik Retno menargetkan peningkatan sawah fungsional beririgasi menjadi 62,37% pada 2029, dengan layanan irigasi berbasis waduk sebesar 16,57% serta efisiensi air mencapai 0,43 USD/m³. “Untuk mencapai hal tersebut, sangat penting kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan Integrated Water Resources Management (IWRM). Tak ada satu pihak pun yang bisa bekerja sendiri. Kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi, petani, sektor swasta, dan masyarakat sipil adalah kunci,” tegasnya.
Sekretaris Kemenko Infrastruktur Ayodhia Kalake berharap dari webinar tersebut menghasilkan langkah nyata menuju tata kelola air yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
#ketahananpangannasional #infrastruktursumberdayaair #manajemenairterpadu #swadayapangan2045 #kementerianpuprri