Berikut statement Kadinkes Kukar / Plt. Dirut RSUD A. M. Parikesit Kukar yang disampaikan pada acara talkshow online “Kenal dan Cegah Varian Baru Virus Covid-19” yang diselenggarakan Kementerian KOMINFO RI dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional pada hari ini Rabu, 4 Agustus 2021.
Tulisan ini telah mengalami editing dari sumber asli untuk lebih memudahkan pemahaman sebagai konsekuensi perubahan dari bahasa tutur menjadi bahasa tulis.
Kami sebenarnya sangat prihatin sebagai tenaga kesehatan dalam permasalahan wabah ini. Dalam wabah ini tidak bisa diperdebatkan seperti pilpres atau pilkada yang bisa bebas memilih percaya dan tidak percaya adanya covid karena taruhannya adalah nyawa jika kita salah mengambil posisi.
Keprihatinan kami, masih banyak orang yang dengan sengaja memanfaatkan masyarakat yang mendapatkan pengaruh negatif dari penanganan covid seperti dengan diterapkannya PPKM, anjuran stay at home, ini tentu membuat masyarakat tidak nyaman.
Masyarakat rentan ini yang menjadi sasaran penyebar hoaks yang secara terstruktur dan sistematis mempengaruhi agar mereka tidak percaya covid. “Kamu jangan ke rumah sakit, nanti pasti dicovidkan, coba kalau tidak diperiksa, pasti nggak covid”. Padahal itu adalah bagian dari prosedur ketika orang datang ke rumah sakit. Kita harus melakukan skrinning agar kita tidak mencampur pasien yang sudah terinfeksi covid-19 dan yang tidak. Kita harus melindungi pasien-pasien yang lain dan para nakes.
Segala sesuatu terkait pelaksanaan protokol pencegahan covid-19 memang tidak nyaman bagi siapapun, termasuk apabila sampai terjadi kasus meninggal, itu sangat tidak nyaman.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan pencegahan covid-19 ini tidak populer dan tidak menyenangkan bagi masyarakat. Itulah kesempatan yang diambil oleh orang yang tidak sejalan untuk menggosok orang-orang yang lemah yang kurang pengetahuannya untuk jangan percaya covid, itu konspirasi dan lain sebagainya.
Sedangkan kita yang ada di lapangan ini nyata, benar-benar nyata, kita melihat dengan mata kepala kita sendiri. Dan jika tidak dihentikan, maka entah sampai seberapa tinggi puncak dari pandemi ini kita capai dan berapa lama akan melandai. Ini tidak bisa jika masyarakat tidak turut mengambil bagian dan masih banyak orang-orang yang terprovokasi bahwa dengan bahwa covid adalah realitas yang diada-adakan.