Palang Merah Indonesia Kutai Kartanegara, terus berbenah diri guna peningkatan pelayanan bagi masyarakat di Kukar. Salah satunya menambah alat bernama CLIA (Chemiluminescence Immunoassay).
Teknologi baru pengolahan darah ini berfungsi untuk memberikan kualitas dan menjaga mutu darah, yang nantinya ditransfusikan ke pasien penerima darah. Memastikan darah siap transfusi ini bersih, tidak ada penyakit yang terkandung. Sehingga secara skrining lolos dan layak transfusi.
Kepala PMI Kukar, Ismed, menjelaskan bahwa PMI Kukar selama ini menggunakan alat bernama Rapid Elisa (Enzyme-linked Immunosorbent Assay).
Selain CLIA, Ismed menyebut bakal menambah komponen Fresh Frozen Plasma (FFP), atau plasma darah beku. Sejauh ini PMI Kukar hanya baru melayani 3 komponen darah saja. Yakni Whole Blood (WB) yang mengandung eritrosit, leukosit, trombosit, dan plasma darah. Pakced Red Cell (PRC) atau sel darah merah, dan Thrombocyte Concentrate (TC).
Diketahui, fungsi FFP atau plasma darah beku sendiri untuk penderita kelainan pembekuan darah yang sedang mengalami perdarahan. Biasanya dibutuhkan oleh pasien yang mengalami infeksi berat, penyakit liver, atau luka bakar parah.
FFP atau plasma darah beku sendiri memiliki ketahanan penyimpanan lebih lama dibandingkan dengan darah lain. Yakni selama 6 bulan, dibanding penyimpanan darah dari kegiatan donor darah yang hanya bertahan 35-40 hari saja.
Ismed menyebut, inilah tantangan yang sedang dikerjakan oleh PMI Kukar. Bagaimana pemenuhan kebutuhan darah untuk pasien dapat terpenuhi dengan baik. Salah satunya dengan mengatur siklus donor darahnya, disamping melakukan aksi jemput bola ke OPD dan perusahaan swasta di Kukar.
“Pendonor darah ini kita atur siklusnya, tidak boleh terlalu banyak stoknya, juga tidak terlalu sedikit. Kita ini ingin menjaga niat baik masyarakat untuk menyampaikan darah yang mereka donorkan,” tutup Ismed.
Masmun Jaya (Pranata Humas Ahli Muda Diskominfo Kukar).