Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menargetkan seluruh desa di Kukar dapat terjangkau jaringan telekomunikasi atau tanpa blankspot paling lambat pada tahun 2024 mendatang.
Berdasarkan target RPJMD Kutai Kartanegara 2021-2026, terdapat 23 desa blankspot yang harus dituntaskan. Namun saat ini tersisa 19 desa blank spot setelah masuknya jaringan seluler ke 4 desa, yakni Desa Rantau Hempang di Kecamatan Muara Kaman, Desa Buluq Sen (Tabang), Bendang Raya (Tenggarong), dan Sukabumi (Kota Bangun).
Pada kegiatan Ngapeh Hambat bersama Bupati Kukar Edi Damansyah pekan lalu telah dilakukan uji coba telepon dari Buluq Sen dan Rantau Hempang. Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Diskominfo Kukar, Ery Hariyono menyampaikan bahwa koneksi telekomunikasi dari Rantau Hempang sangat bagus sinyalnya karena telah tecover jaringan 4G, sehingga bisa dilakukan video call dengan Bupati.
Kabid TIK Diskominfo menyampaikan penanganan blankspot di Kukar menyasar pusat pemerintahan desa dan sekitarnya. “Tidak mungkin dengan kondisi wilayah Kukar yang luas dan penduduk yang tersebar semua bisa tercakup oleh sinyal seluler. Jadi minimal di kantor desa sudah ada sinyal,” jelasnya.
Disampaikannya bahwa di Desa Bendang Raya kualitas sinyal seluler sudah sangat bagus untuk kawasan sekitar kantor desa. “Namun ada catatan, beberapa RT di sekitar lembah tidak mendapat sinyal karena posisi,” ujarnya.
Di Desa Buluq Sen, Kecamatan Tabang, sinyal seluler juga sudah sangat bagus. “Di desa ini kita bekerja sama dengan Telkomsel, mereka menyewa tower milik Pemkab Kukar yang dikelola Diskominfo untuk memasang repeater. Awalnya kita mau memfasilitasi tower kita, namun ada aturan dari manajemen Telkomsel bahwa tidak boleh menggunakan fasilitas secara gratis. Setelah kita komunikasi dengan bidang aset, itu dijadikan posisi sewa tapi bayarnya setelah penetapan sewa oleh Pemda. Kisarannya sekitar Rp. 1 juta per tahun,” katanya lagi.
Dengan masuknya layanan telekomunikasi di 4 desa tersebut, kini tinggal 19 desa dari 237 desa/kelurahan se-Kukar yang masih berstatus blank spot. Pihak TIK Diskominfo Kukar telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta operator seluler untuk menuntaskan permasalahan blank spot. “Dari pertemuan tersebut, kami mendapat informasi ada 38 desa di Kukar yang akan mendapat bantuan pembangunan menara telekomunikasi lewat program Kemenkominfo, termasuk 10 desa yang masih blank spot,” ungkapnya.
Desa yang tercover program Kemenkominfo (10 Desa) adalah Desa Muara Enggelam di Kecamatan Muara Wis, Desa Long Beleh Modang (Kembang Janggut), Desa Benua Baru (Kota Bangun), serta 7 desa di Kecamatan Tabang yakni Desa Muara Tuboq, Desa Muara Kebaq, Desa Muara Salung, Desa Muara Tiq, Desa Muara Belinau, Desa Umaq Dian dan Desa Umaq Tukung. “Untuk pembangunan menara oprator seluler lewat program Kemenkominfo ini akan berlangsung mulai tahun 2022 hingga 2024,” jelasnya.
Sedangkan desa lainnya (9 desa) akan dicover melalui program Diskominfo Kukar dan telah dianggarkan pemasangan repeater melalui APBD Kukar 2022. Desa-desa tersebut adalah Desa Salo Cella di Kecamatan Muara Badak, Desa Kupang Baru (Muara Kaman), Desa Batuq (Muara Muntai), Desa Muara Aloh (Muara Muntai), Desa Tanjung Batuq Harapan (Muara Muntai), Desa Sebelimbingan (Kota Bangun), Desa Muhuran (Kota Bangun), Desa Wonosari (Kota Bangun), dan Desa Long Lalang (Tabang). “Mudah-mudahan tidak ada kendala, sehingga target kita untuk mewujudkan Kutai Kartanegara tanpa blank Sspot bisa tuntas pada 2024,” pungkasnya.