Ketahanan pangan dan industri pertanian merupakan realitas yang tidak terpisahkan. Kesadaran ini dipahami oleh pengurus BUMDes Sumber Purnama Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan pertimbangan yang matang mereka melihat pentingnya penggilingan padi untuk memproses hasil panen padi dari para petani Desa Loa Sumber. Gagasan itu pun diwujudkan, dan pada hari Kamis (25/11/21) mereka meresmikan Rice Milling Unit.
Dengan adanya RMU maka para petani Desa Loh Sumber di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara menjadi lebih tenang. Mereka tidak lagi kesulitan untuk menggiling padi hasil panennya. Adanya RMU pun akan meningkatkan nilai ekonomi padi hasil panen petani.
Latar belakang didirikannya RMU dari kondisi kerapnya harga jual gabah yang anjlok. Hal it dikemukakan oleh Direktur BUMDes Sumber Purnama, Sudarmadji. Persoalan itu menjadi bahasan dari beberapa kali rapat di BUMDes Sumber Purnama Desa Loa Sumber.
Keputusan strategisnya adalah mendirikan RMU, namun mereka terkendala modal. Mereka pun mencari pemodal, dan akhirnya mereka didukung oleh sebuah bank Negara sebagai pemodal dengan pola kerjasama.
Dijelaskan oleh Sudarmadji bahwa biaya pembangunan RMU sebesar Rp. 1 miliar dan diestimasikan biaya perawatan sebesar Rp. 400 juta per tahun.
Sudarmadji menyampaikan bahwa sumber pendapatan BUMDes Sumber Purnama adalah dari menjual beras produk RMU ke pasar dari olahan gabah petani. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dan pemasaran, BUMDes Sumber Purnama akan menjalin kerja sama dengan para ahli pertanian dan sejumlah kampus di Kaltim.
Dalam pembangunan RMU, BUMDes Sumber Purnama melakukannya sendiri. Mulai dari peralatan, desain mesin RMU, dirakit sendiri oleh BUMDes. Dalam spesifikasinya RMU ini memiliki kemampuan mengolah gabah kering menjadi beras sebanyak 1 ton per jam. BUMDes Sumber Purnama juga mengambil keputusan untuk membeli gabah petani di atas harga rata-rata. Untuk itu saat ini diestimasi luas lahan untuk memenuhi kapasitas produksi sebesar 1.000 hektar, dan pada tahun 2022 akan diperluas hingga 2.000 hektare.
Sudarmadji menyampaikan bahwa Beras yang diproduksi RMU memiliki kualitas yang baik. Varietas beras yang diproduksi antara lain mikongga, mayas, invari, dan pandan wangi. Produksi beras dikemas dalam satuan 2 kilogram dengan harga jual Rp 20,500 sedangkan satuan 5 kilogram dijual dengan harga Rp 50,000 dengan wilayah pemasaran di Kukar, Samarinda, hingga Balikpapan.
Untuk meningkatkan.pengetahuan dan keterampilan dalam operasional RMU, BUMDes Sumber Purnama berencana melakukan studi banding ke Sidenreng Rappang (Sidrap) dan Pinrang di Sulawesi Selatan.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Mohammad Yadi Sofyan Noor, mengaku sangat senang dan bangga dengan berdirinya RMU di Desa Loa Sumber. KTNA akan memasukan inovasi RMU ini ke program nasional agar bisa dicontoh daerah lain.
Disampaikan oleh Ketua KTNA Nasional bahwa peralatan penggilingan padi yang dikonsep dan dirakit secara otodidak oleh pihak BUMDes Sumber Purnama merupakan invoasi. Untuk itu pihak KTNA Nasional mendorong Pemkab Kukar untuk mengurus hak paten peralatan RMU tersebut.
Pembangunan RMU Desa Loa Sumber dilaksanakan mulai bulan Juli 2021 dan diresmikan pada hari Kamis akhir November 2021 kemarin. Sudarmadji berharap RMU ini dapat mengangkat harga gabah dan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani di Desa Loa Sumber Kecamatan Loa Kulu dan sekitarnya. Harapannya, dengan RMU tersebut ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani dapat seiring menjadi lebih baik.