Penulis : Heriyanto (Penyusun Bahan Informasi dan Publikasi)
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Kartanegara memfasilitasi dialog interaktif terkait Pekan Imunisasi Nasional Polio 2024. Dialog interaktif tersebut menghadirkan dua narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar yakni Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Supriyadi dan Ketua Tim Kerja Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan Keadaan Luar Biasa Hamdana Yunisar. Dialog interaktif tersebut dipandu oleh Host dari RRI Riamiasari di Studio Pro 1 Radio Republik Indonesia di Samarinda pada hari Rabu, 24 Juli 2024.
Tema PIN Polio tahun 2024 "Anak Terlindungi Indonesia Bisa" mengeksplor beberapa permasalahan dan target dengan tujuan agar pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Polio di Kabupaten Kukar bisa mencapai target maksimal.
"Polio adalah penyakit menular dan berbahaya khususnya bagi anak-anak dibawah 5 tahun. Dianggap berbahaya karena polio ini menyebabkan cacat permanen yang tidak bisa disembuhkan," jelasnya.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Supriyadi menerangkan bahwa status Kabupaten Kukar terkait kasus polio juga masih nol namun masuk dalam kategori wilayah resiko dengan status medium. Diharapkannya melalui imunisasi polio di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dicegah secara massal.
Dijelaskannya bahwa Dinkes Kukar telah melakukan sejumlah langkah diantaranya dengan menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menghindari virus polio. Ditegaskannya sejak tahun 2022 hingga tahun2023 pihaknya telah mendiseminasikan program percepatan Stop Buang Air Besar Sembarangan dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, yang diharapkan masyarakat bisa membangun sanitasi yang aman.
“Kami telah bekerjasama dengan lintas OPD dan lintas sektor seperti Camat dan Kepala Desa. Faktor lingkungan penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan juga membiasakan untuk mencuci tangan menggunakan sabun," ucapnya.
Terkait pos pelayanan terpadu (posyandu) disampaikannya bahwa tumbuh kembang anak berbeda-beda. “Untuk itu maka sangat penting agar anak-anak dibawa ke posyandu. Di posyandu perkembangan anak bisa tercatat oleh tenaga kesehatan, sehingga perkembangan dan pertumbuhan anak bisa terpantau dengan baik, apakah normal, kelebihan berat badan, atau berat badan kurang. Maka akan ada hasil yang tercatat dan jika ditemukan keadaan diluar normal, akan diberikan saran oleh petugas posyandu atau pusban.
"Kami menyarankan agar anak diperiksakan secara rutin di Posyandu, tidak hanya pada saat pekan imunisasi saja. Kita juga memantau terjadinya stunting dan sebagainya, pemeriksaan ini bukan untuk kepentingan kader posyandu, tapi untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan anak," tambahnya.
Sementara itu Ketua Tim Kerja Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan Keadaan Luar Biasa Hamdana Yunisar menyebutkan bahwa penularan bisa menjangkit saluran pencernaan. “Untuk itu perlu dijaga pola hidup bersih dan sehat terutama pada sanitasi di lingkungan. Pekan Imunisasi Nasional Polio menyasar pada usia 0-7 tahun, selama 7 hari ditambah 5 hari untuk sweeping anak yang belum menerima imunisasi polio. "Ayo ke Pos Pekan Imunisasi Nasional Polio terdekat, gratis," ujarnya