Penulis : Heriyanto ( Penyusun bahan informasi dan publikasi)
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar Rapat Koordinasi Evaluasi Penanganan Balita Dengan Permasalahan Gizi. Rakor tersebut berlangsung secara onsite di ruang pertemuan Gedung BPKAD dan secara online melalui zoom meeting pada hari Rabu, 10 Juli 2024.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Sunggono menjadi moderator dalam Rakor tersebut. Hadir dalam rakor tersebut Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah, Asisten 3 Sekretariat Daerah, Dirut RSUD A. M. Parikesit Tenggarong Seberang, para pejabat OPD, Camat, Kepala Desa/ Lurah, para pimpinan puskesmas, perusahaan swasta, seluruh stakeholders penanganan dan pencegahan stunting Kukar.
Bupati Kukar Edi Damansyah menyampaikan tujuan rakor untuk memantapkan dan menyamakan persepsi terkait pemberian makanan tambahan untuk balita di Kukar dan membagi peran untuk seluruh pihak yang memiliki tanggung jawab dalam pencegahan dan penanganan balita stunting.
“Dampak stunting pada perkembangan otak anak dapat berbahaya, meliputi defisit perilaku dan kognitif. Penderita stunting cenderung mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan motorik halus, memiliki skor IQ yang lebih rendah, serta memiliki performa akademik yang lebih buruk,” jelasnya.
“Pencegahan dan penanganan stunting sangat penting. Hal ini sudah ditegaskan berkali-kali karena berkaitan dengan anak-anak kita, anak-anak Kukar. Jangan sampai anak Kukar IQ-nya di bawah standard,” tambahnya.
Pemkab Kukar bersama stakeholders pencegahan dan penanganan stunting melakukan langkah cepat intervensi gizi spesifik. Eksekusinya berupa pemberian makanan bergizi selama 2 bulan penuh. Dalam 1 hari para balita di Kukar melalui Posyandu, puskesmas, dan PKK, serta perusahaan swasta akan saling mendukung dalam pemberian makanan 2 kali dalam sehari selama 2 bulan penuh kepada balita di 20 kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pemkab Kukar memberikan prioritas khusus pada program pemberian makanan untuk balita pada 2 kecamatan, yakni Kecamatan Muara Wis dan Loa Kulu. Pada 2 Kecamatan tersebut tercatat penderita stunting terbanyak dibanding kecamatan lain di Kabupaten Kutai Kartanegara.