Dalam Peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) ke-24, DWP Kukar menyerahkan bingkisan pada anak-anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Tenggarong pada hari Jumat, 8 Desember 2023.
Kegiatan Bhakti Sosial tersebut disertai dengan sosialisasi dengan tema “Potensi Diri Remaja Demi Exsistensi Aktualisasi” disampaikan oleh Narasumber Mitra DWP Kabupaten Kukar yaitu Psikolog Lucy Yulidasari.
Baca juga : - https://kukarkab.go.id/v2/berita/1527/Pemilihan-Dewan-Pengawas-LPPL-RPK-Kukar-Masuki-Tahap-Akhir
Ketua DWP Kabupaten Kutai Kartanegara Yulaikah Sunggono menyampaikan harapan bahwa kunjungan tersebut dapat memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak binaan. " Semoga kedepan anak-anak dapat menjadi lebih baik dan menata kembali masa depan usai kembali ketengah keluarga dan masyarakat,” ujarnya.
Baca juga : - https://kukarkab.go.id/v2/berita/1527/Pemilihan-Dewan-Pengawas-LPPL-RPK-Kukar-Masuki-Tahap-Akhir
Diharapkannya agar anak-anak selalu berdoa untuk kedua orang tuanya, terutama kepada ibu. "Dan begitu pula sebaliknya, doa ibu itu tak pernah putus untuk anaknya. Semoga kehadiran kami bisa mengobati kerinduan mereka terhadap keluarga terutama sosok seorang ibu," tambahnya.
Ketua DWP Kukar Yulaikah Sunggono berpesan kepada anak-anak di lapas tersebut agar tidak berkecil hati di dalam lapas. "Mari bersama-sama memperbaiki diri dengan mengikuti program-program yang diberikan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Tenggarong. Jika telah bebas nanti harus bisa mengubah dan memberikan hal yang berguna untuk keluarga maupun diri sendiri," tuturnya.
Kepala LPKA Kelas II Tenggarong Husni Thamrin dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada DWP Kukar yang telah berkunjung dan memberikan binaan serta arahan kepada anak-anak lapas.
"Kami pun berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut kedepannya. Anak-anak binaan disini bukan hanya berasal dari Tenggarong saja, tetapi dari seluruh wilayah Kalimantan Timur. Kategori umur mereka yang minimal 14 tahun dan maksimal kurang dari 18," jelasnya.
Diterangkannya bahwa status LPKA bukan lagi di wilayah Samarinda, tetapi sudah masuk wilayah Kutai Kartanegara dan nomenklaturnya sudah berubah.
“Anak-anak disini juga diperhatikan kesehatannya dan mereka juga didampingi oleh konseling agar bisa berkomunkasi dengan keluarganya melalui media telepon. Selain itu mereka juga dibekali pelatihan seperti kerajinan tangan menganyam, mengukir, sablon pakaian, tekhnik potong rambut, hingga barista peracik kopi yang kerjasama dengan beberapa anggota masyarakat,” pungkasnya.
Penulis : Annisa Noni Fardiah (Tenaga Ahli Media)
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)