Stadion Rondo Demang tampak padat dipenuhi pengunjung. Masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kabupaten dan Kota di Kaltim yang yang di masalalu adalah wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara hadir untuk menyaksikan pembakaran 7 brong (obor) sebagai tanda dibukanya Erau Adat Pelas Benua tahun 2023.
Erau 2023 mengangkat tema “Semangat IKN Nusantara, Menjaga Adat dan Tradisi Budaya” dibuka oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI Sultan Aji Muhammad Arifin didampingi Kerabat Kesultanan. Kegiatan tersebut digelar di Stadion Rondo Demang Tenggarong pada hari Minggu, 24 September 2023.
Baca juga : - https://kukarkab.go.id/v2/berita/1382/Kukar-Land-Festival-Jadi-Agenda-Tahunan,-Edi-Rendi:-Tahun-Depan-akan-Ada-Kejutan
Hadir dalam pembukaan Erau 2023 adalah jajaran FORKOPIMDA Provinsi Kalimantan Timur, Pimpinan Lembaga Negara dan Lembaga Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, Pejabat Pemprov Kaltim, Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah Kukar, FORKOPIMDA Kukar, para Asisten, Staf Ahli, dan Kepala OPD Kukar, para Camat, dan pimpinan perusahaan swasta di wilayah Kukar, serta para peserta kirab budaya dan masyarakat Kukar.
Bupati Kukar Edi Damansyah dalam sambutannya mengatakan, “Pelaksanaan pesta adat Erau merupakan wujud komitmen Pemkab Kukar terhadap pelestarian adat lawas Kutai Kartanegara. Pesta adat Erau adalah salah satu identitas sosial untuk mempersatukan setiap subkultur di masyarakat etnis Kutai,” ujarnya.
“Saya berharap nilai-nilai luhur yang tersemat dalam setiap rangkaian acara Erau Adat Pelas Benua ini mampu menjadi sudut pandang bagi generasi muda dalam upaya melestarikan adat istiadat dan tradisi,” harapnya.
Dijelaskannya bahwa Erau berasal dari kata “Eroh” berarti ramai, riuh, penuh sukacita. “Erau pada prinsipnya adalah pesta adat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang dilaksanakan untuk memberikan hiburan kepada rakyat Kutai Kartanegara. Selain itu untuk memperingati hari jadi Kota Tenggarong ke-241,” tuturnya.
Bupati Kukar menjelaskan bahwa tata cara pelaksanaan Erau sesuai adat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura terakhir dilaksanakan pada tahun 1965. “Dalam tradisi dan ritual adat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Erau dilaksanakan untuk “Menjamu Benua,” yaitu mengundang Sang Hyang yang berada di Kahayangan untuk mengatur kehidupan manusia di bumi, dan “Memelas Bumi” agar negeri menjadi makmur, padi dan tanaman menjadi subur, serta rakyat menjadi sejahtera. Sakarang pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua adalah wujud pelestarian tradisi dan budaya. Saat ini Erau menjadi special event
tahunan yang digelar oleh Pemkab Kukar dan telah mendapat penghargaan Nasional sebagai warisan budaya non benda Indonesia,” jelasnya.
Disampaikan oleh Bupati Edi Damansyah bahwa seluruh rangkaian upacara Erau memiliki hakikat sakral. “Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kukar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengembalikan pelaksanaan upacara Erau Adat Pelas Benua ini kepada Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura selaku pemangku dan pelestari adat Kutai,” pungkasnya.
Penulis : Heryanto (Pengolah Data)
Editor : Zainul Effendi Joesoef (Pranata Humas Ahli Muda)